Seorang profesor mengklaim menemukan petunjuk lokasi harta karun suku Maya seberat 8 ton pada Dresden Codex
Kita selalu takjub dengan petualangan memburu harta karun seperti yang
digambarkan dalam film Indiana Jones atau National Treasure. Tetapi bagi
Joachim Rittsteig, petualangan yang sesungguhnya baru akan dimulai
karena ia mengklaim telah berhasil menemukan sebuah petunjuk yang
mengarah kepada lokasi harta karun suku Maya. Ia menemukan petunjuk itu
di dalam Dresden Codex yang telah berusia ratusan tahun.
Perlu dicatat kalau Joachim bukanlah seorang pengkhayal yang terlalu banyak me
film petualangan. Ia adalah seorang profesor Emeritus di universitas
Dresden yang telah mempelajari kebudayaan suku Maya selama 40 tahun. Ia
juga ahli bahasa suku Maya dan salah satu objek penelitiannya adalah
Dresden Codex yang berisi catatan-catatan mengenai kebudayaan suku Maya.
Joachim percaya kalau pada Codex itu tersembunyi harta karun berupa emas
murni seberat 8 ton. Bukan itu saja, Joachim mengklaim mengetahui
lokasi persembunyian harta tersebut, yaitu di dasar danau Izabal.
Dresden Codex atau Codex Dresdensis sendiri adalah satu dari empat
dokumen utama yang masih tersisa dari kebudayaan Maya. Dokumen ini
pertama kali ditulis oleh para pendeta suku Maya pada tahun 1250 Masehi.
Dokumen ini memiliki 74 halaman dengan 74 hieroglyps yang berbeda. Jika
direntangkan, panjangnya mencapai 3,56 meter. Para ahli percaya kalau
dokumen ini adalah dokumen tertua yang pernah ditulis di benua Amerika.
Dresden codex ditulis diatas kertas yang terbuat dari batang pohon ara
dan ditulis oleh delapan penulis yang memiliki gaya tulisan yang
berbeda-beda. Masing-masing dari mereka juga membahas subjek yang
berbeda pula.
Ada bahasan mengenai astronomi yang memuat tabel Venus dan Bulan dengan
akurasi yang luar biasa. Tabel bulan itu memiliki interval yang
berkolerasi dengan gerhana. Sedangkan tabel Venus berkorelasi dengan
pergerakan planet itu di angkasa.
Di dalamnya juga ada almanak, tabel astrologi, informasi mengenai
musim-musim, banjir, penyakit, pengobatan, referensi keagamaan dan saran
mengenai waktu bercocok tanam.
Selain itu, codex ini jugalah yang dianggap banyak orang telah
memprediksikan kehancuran bumi pada tahun 2012 karena pada bagian
akhirnya diceritakan mengenai bumi yang tenggelam oleh air yang keluar
dari mulut naga.
Pertama kali Codex ini dikenal masyarakat luas adalah pada tahun 1739
ketika Johann Christian Gotze, direktur Royal Library di Dresden,
membelinya dari kolektor pribadi di Wina, Austria. Bagaimana awalnya
Codex itu bisa berada di Wina tidak diketahui dengan pasti. Namun ada
spekulasi yang menyebutkan kalau Codex itu mungkin telah dihadiahkan
oleh Hernando Cortes kepada Charles I, Raja Spanyol pada waktu itu.
Seperti yang kita ketahui, Hernando Cortes adalah penakluk Spanyol yang
berhasil menguasai sebagian besar wilayah Mexico pada awal abad ke-16,
termasuk kerajaan Aztec yang berhasil dilumpuhkannya pada tahun 1521.
Setelah diperoleh oleh Gotze, pada tahun 1744, Codex itu diberikan
kepada Royal Library di Dresden yang kemudian memamerkannya untuk
pertama kali pada tahun 1848.
Pada perang dunia II, codex itu mengalami kerusakan serius akibat
pengeboman. Dua belas halamannya rusak dan bagian-bagian lainnya hancur.
Namun, usaha restorasi yang terus menerus berhasil memulihkannya
sehingga bisa dipelajari hingga kini.
Siapa sangka, dokumen yang awalnya hanya dianggap bernilai sejarah ini
ternyata mengandung petunjuk mengenai harta karun yang sangat berharga.
"Codex Dresden memiliki petunjuk yang mengarah kepada delapan ton emas murni." Kata Joachim Rittsteig.
Dengan disponsori oleh surat kabar Bild dari Jerman, Ia telah menyiapkan
sebuah ekspedisi menuju danau Izabal, tempat yang dipercayainya
menyimpan harta karun tersebut.
Joachim Rittsteig
Menurut Rittsteig, halaman 52 pada codex tersebut menyebutkan mengenai
sebuah kota suku Maya yang bernama Atlan yang hancur oleh gempa bumi
pada tanggal 30 Oktober tahun 666 sebelum Masehi. Di kota ini, mereka
menyimpan 2.156 batangan emas yang dipermukaannya terukir hukum-hukum
suku Maya.
Ketika kota itu hancur oleh gempa, emas-emas itu ikut tenggelam ke dalam danau Izabal yang berada di timur Guetamala.
Citra Satelit danau Izabal
Rittsteig mengklaim telah berhasil menemukan reruntuhan kota Atlan dengan citra radar yang diambil di daerah tersebut.
Ia memperkirakan kalau seluruh batangan emas itu bernilai sekitar 290
juta dolar Amerika. Ini jumlah yang sangat besar, bahkan untuk ukuran
saat ini. Jika harta ini ditemukan, dipastikan kalau nilai sejarahnya
akan jauh lebih berharga dibanding nilai materinya.
Selain masalah harta, ada satu hal lagi yang menarik dari perkataan
Rittsteig. Kalian mungkin memperhatikan kalau nama kota suku Maya yang
hancur oleh gempa bumi tersebut adalah Atlan.
Teringat dengan sesuatu?
Ya, Atlantis yang juga hancur oleh gempa bumi sekitar tahun 10.000
sebelum Masehi. Tentu saja yang membedakan kedua kota itu adalah rentang
waktu kehancuran yang sangat jauh, hampir 9.000 tahun.
Jika kita tidak bisa menemukan Atlantis yang misterius itu, mungkin kita
masih bisa menemukan kota Atlan yang penuh dengan batangan emas. Dan
saya kira itu pun akan menjadi sesuatu yang sangat menarik.